Belenggu
Perempuan Dalam Kehidupan Pramoderen
Munculnya Liberialisme
salah satu pengertian yang menganggap bahwa aliran tesebut menuntut adanya
jaminan hak setiap warga negara terhadap
milik pribadi bahwa apa saja yang ada di dalam kehidupan manusia mempunyai hak
maupun itu laki-laki dan perempuan . Bukan hanya suami yang mempunyai hak lebih
daripada seorang istri yang mestinya turut serta , seorang istri juga mempunyai
hak yang sama . Adanya tuntutan didalam zaman modern ini yaitu muncul adanya
feminisme yang mengajarkan adanya patriatisme terhadap perempuan . Banyak para
ahli yang beranggapan pada institusi perkawinan pada zaman pramoderen
sesungguhnya keutamaan perkawinan bukan karena atas dasar cinta dan kasih
sayang , melainkan pada ekonomi dan intelektual yang dimiliki seseorang .
Berbeda atas perkawinan paksa atau dijodohkan dengan orang tua karena dalam
periode dan zaman pramoderen yang berpikir masih kolot dan belum dipengaruhi
oleh bangsa lainnya .
Pada periode pra kemerdekaan
bangsa Indonesia banyak pengarang karya sastra yang mengambil tema kawin
paksa . Adanya pertentangan golongan
muda dan golongan tua ,dimana golongan tua yang masih mempertahankan adat
sedangkan golongan muda yang tidak selamanya adat itu benar dan membawa
kebaikan tetapi cenderung memperlambat kemajuan zaman . Tetapi jarak satu
langkah periode pra kemerdekaan , para pengarang mulai menulis karya sastra yang
mengangkat tema lebih beragam misalnya dengan mengangkat tema persoalan wanita
atau emansipasi wanita . Bentuk dari karya sastra lebih luas dan sudah tidak
terikat dalam periode yang mengangkat tema kawin paksa dan pengarangnya sudah
bebas mengeluarkan ide dan gagasan dalam penyampaian karya sastra .
Dalam perkembangan
teori sastra mengikuti kecenderungan dalam paradigma politis dan sosiologis .
Misalnya di dalam roman yang saya baca dan mencoba untuk saya telaah dalam
stilistika kesusastraan Indonesia . “Belenggu” salah satu roman yang
menggunakan teori feminisme ,pengarang karya sastra roman ini adalah Armyn Pane
. Dimana Armyn Pane mengungkapkan
gagasannya di dalam menciptakan seni ,ia tidak semata-mata mengabdi pada
keindahan tetapi keindahan itu sendiri harus bermanfaat bagi masyarakat .
Selaras dengan pernyaatannya dalam paham seni ia lebih mengutamakan isi
daripada bentuk . makna dari paham seni disebut juga dengan asas seni . Dimana
paham ini adalah aturan-aturan untuk menciptakan seni , yang terkenal dengan
sebutan seni bertenden dan seni untuk seni . Armyn Pane menciptakan roman
“Belenggu” bahasa yang diciptakan terkadang masih membingungkan pembaca mungkin
ada pergeseran bahasa Melayu ke bahasa Indonesia . Yang menarik dalam roman ini
adalah suasana yang diciptakan romantikus dimana pembaca dibawa oleh suasana
pengembara dalam jiwa dan tanpa menggunakan logika kejadian .
Tono seorang dokter
yang menikahi seorang wanita cantik dan
berintelektual bernama Tini . Alasan mereka menikah bukan karena cinta
melainkan ketertarikan dari profesi dan intelektual , seperti yang saya
sebutkan diatas . Dimana mereka tidak saling mencintai , dan jarang bertukar
pendapat setiap ada masalah , akhirnya Tono memutuskan untuk menyimpang dari
rumah tangganya yaitu bercumbu dengan Yah dimana Tono lebih nyaman dengannya . Dalam roman
“Belenggu” pengarang mengungkapkan
bagaimana keadaan feminis dengan masalah perkembangan zaman , dimana belenggu
seorang wanita yang dihadapkan pada masalah dimana ia harus memperjuangkan
hak-nya sebagai seorang istri . Banyak para sastrawan yang berpendapat bahwa
Armyn Pane adalah seorang yang romantis dalam penyampaian karyanya . Dibawah ini merupakan pendapat dari seorang sastrawan
yang mengapresiasi karya dari Armyn Pane , dengan adanya roman “Belenggu” :
“Kaum
kolot tentu akan gempar cemeti realisme yang dilecut-lecut dengan sangat
beraninya oleh pengarang-kaum muda,kaum baru ,tentu akan bersorak membacanya
,oleh keinsafan keberanian pengarang memancarkan cahaya pada hal-hal yang tak
patut dan tak layak …Memang ,pena saudara Armyn
Pane disini terang amat “tidak kenal kasihan” terhadap hal-hal yang
buruk ,dan oleh karena itu nyatalah ,bahwa
pena saudara itu pena Pudjangga sejati ,yang hendak berjuang yang hendak menghindarkan hal- hal buruk untuk
membangunkan semangat baik dan jernih dalam sanubari masyarakat Indonesia
..Cara menggambarkan watak seseorang saya anggap cukup dan cara membawakan perkataan
dan menyajikan isinya ,intelligent
,karena menganggap pembaca intelligent juga ,dan memaksa pembacanya berpikir
dalam-dalam. Belenggu ini keuntungan mahabesar untuk literature kita ,untuk
pembangunan semangat baru Indonesia.”(M.R.
Djaroh,”Pudjangga Baru”.Des.1940)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar